Through Virtue We Find The Power Divine That Can Change The World

Kamis, 24 November 2011

a Little Thing Called Love

eh tau nggak tau nggak...
aku lagi jatuh cinta nih sama Mario Maurer... ><
dia ganteng abiiiz..

aku baru tau dia pas liat A Little Thing Called Love
mau tau critanya? mau tau nggak? wokeh.. ini dia sinopsisnya


“kita semua”
“memiliki seseorang yang tersembunyi di dasar hati”
“Ketika kita berpikir tentang dia, kita akan merasa seperti… umm ….”
“Selalu merasa sedikit sakit di dalam”

“Tapi kita masih ingin mempertahankan dia”
“Meskipun aku tidak tahu di mana dia sekarang ..”
“Apa yang dia lakukan”
“Tapi dia adalah orang yang membuatku mengetahui hal ini..”
…..
…..
“Hal-hal gila, yang disebut CINTA”
(Prolog film crazy little thing called love)

tokoh utama di film ini adalah  Pimchanok Luevisadpaibul (ribet amat namanya -_-) yang berperan sebagai Nam. Nam ini nggak cantik-cantik amat, bahkan banyak yang bilang kalo ni anak jelek banget. Dan Nan ini naksir sama senior sekolahnya yang namanya Shone. Shone ini nih yang diperanin sama Mario Maurer. Shone ini adalah idola di sekolah Nam yang hobinya Fotografi.

 Pimchanok Luevisadpaibul as Nam

 Mario Maurer as Shone
 
Nam udah memendam rasa sama Shone sejak kelas 2SMP (di Thai M1) sampai mereka lulus SMA. kebayang nggak tuh lamanya kayak gimana??
Nam sadar kalo dia ga bakal bisa meraih Shone. jadi dia memutuskan untuk berubah supaya Shone merhatiin dia. tapi Shone hanya diam. Nam yang awalnya biasa-biasa aja jadi cantiiik banget.
Temen Shone yang namanya Top naksir sama Nam dan Shone malah bantuin Top buat dapetin Nam. Akhirnya Nam jadian sama Top supaya Shone cemburu tapi Shone cuma dieem -_-
Karena nggak ada hasilnya, akhirnya Nam mutusin Top dan bernit buat nyampein perasaannya ke Shone. waktu Nam nembak Shone pas kelulusan, dia nggak dapet jawaban dri Shone, Nam malah liat di baju Shone ada tulisan Pin (temennya Shone) Love Shone. Bisa bayangin perasaan Nam? Dia udah naksir Shone bertahun-tahun tapiii malah kayak gitu...

Kelanjutannya??
Nonton sendiri sono....

Cinta dapat merubah segalanya, dan bisa menjadi inspire pemacu semangat dalam segala tindakan namun bisa menjadi sebuah malapetaka ketika tidak ditempatkan pada bagian yang sebenarnya. Perlakukan cinta sebagaimana mestinya.
(pesan moral dari A Little Thing Called Love)

Rabu, 23 November 2011

Teppei Koike




Hey! Say! Jump!!


INI dia profil singkat para personel boy band serbabisa asal Jepang yang bikin cewek-cewek menjerit-jerit:


Yabu Kota (31 Januari 1990).
Leader yang penuh perhatian dan tahu kapan harus serius dan santai. “Awalnya enggak ada leader, tapi kemudian semua menganggap saya leader. Ya, sudah,” katanya kocak. Meski hasratnya terhadap musik sangat tinggi, Yabu punya impian berperan di online game. Sebelum bergabung, Yabu menjadi penari di konser Tackey & Tsubasa. Ia berpengalaman menjadi leader grup Ya-Ya-Yah. Pemilik suara tinggi ini sangat dekat dengan Jin Akanishi dan pernah merebut gelar polling “The Most Wanted Little Brother”. Konon Akanishi pernah berharap mengadopsinya sebagai adik, hehehe.

Takaki Yuya (26 Maret 1990).
Meski terbilang senior, dengan rekan-rekan mudanya di kekanakan Takaki sering meramaikan suasana, apalagi dia selalu punya masalah dalam kerapian berbicara. Sempat kesulitan dalam koreografi, berkat bantuan teman-teman dan kerja kerasnya, dia mampu mengatasi. Sangat suka menonton DVD, tapi tiap ada waktu istirahat malah memilih untuk pergi ke tempat favoritnya: pantai! Pantas, Takaki mengaku personel paling melankolis. Suka menyendiri sih!

Inoo Kei (22 Juni 1990).
Bekalnya sebagai anggota HSJ bukan cuma suara, tapi kemampuan main piano dan gitar. Kei paling suka mempelajari kata-kata dalam bahasa Inggris. Lucunya, tiap ditanya mata pelajaran paling dibenci, selalu menyebut matematika dan bahasa Inggris. Dalam banyak kesempatan, Kei menceritakan betapa dekat dan sayangnya dia pada adik perempuannya.

Yaotome Hikaru (2 Desember 1990).
Memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Perannya di HSJ dan Ya-Ya-Yah hampir mirip, mendukung peran Yabu sebagai leader. Dia bercita-cita menyanyikan lagu yang dikarangnya sendiri. Meski punya kemampuan cukup mumpuni, Yaotome punya kebiasaan yang sulit dihilangkan yakni berkeringat saat tegang menanti konser dimulai. Tapi kalau sudah beraksi dengan bas di tangan, Yaotome tampil cadas di atas panggung. Kemampuannya mengomposisi lagu dan menulis lirik juga sangat diandalkan.

Arioka Daiki (15 April 1991).
Mengikuti audisi berbarengan dengan Chinen Yuuri dan menjadi sosok kakak yang dipuja Chinen. Saat sekolah sangat jail dan suka mengikuti banyak acara di sekolah. Ia pernah mengikuti lomba maraton dan bermain rugbi. Cara tertawanya menjadi ciri khas. Arioka sangat suka mempelajari banyak hal dari para senior di Johnny’s Entertainment. Bersama Nakajima Yuto, muncul dengan nama Engine. Dia juga memiliki kemampuan mengomposisi lagu dengan baik.

Nakajima Yuto (10 Agustus 1993).
Dianggap leader di Hey! Say! 7 karena sangat sabar dan tenang. Yuto banyak membuat iri sesama personel karena tinggi badannya. Yuto bergabung dengan Johnny’s Jr 28 Maret 2004, saat duduk di tingkat 5 SD. Yuto memilki keterampilan berakting dan pernah tampil dalam drama di 24 Hour Television bersama Kamenashi Kazuya dan Yamashita Tomohisa. Dia juga pernah bermain dalam Primadam, tahun 2006.

Okamoto Keito (1 April 1993).
Sering disangkutpautkan dengan sang ayah, Okamoto Kenichi. Tapi Keito selalu bilang, dia lolos masuk HSJ atas usahanya sendiri; terbukti survive sampai sekarang. Bias Keito sering menyebutnya English Prince, karena di usia 9 tahun dia dikirim ke sekolah asrama di Suffolk, Inggris. Selain menyanyi dan menari, Keito suka bermain gitar dan pernah memperlihatkan keterampilannya bersama Yabu di konser HSJ. Dalam beberapa momen, Keito kebagian part yang mengharuskan HSJ berbahasa Inggris.

Yamada Ryosuke (9 Mei 1993).
Yamada pertama muncul di TV di usia 11 tahun, di variety show Ya-ya-yah, saat audisi Johnny juga digelar. Lulus seleksi, dia tampil perdana lewat drama TV Tantei Gakuen O Special. April 2007, Yamada terpilih menjadi anggota grup temporer Hey! Say 7 yang menjadi cikal bakal HSJ, sebelum resmi menjadi anggota HSJ September 2007. Yamada sangat cinta menyanyi dan menari, serta selalu datang tepat waktu untuk rapat, latihan, dan sebagainya. Dia sangat sensitif, tapi juga dikenal sebagai pembicara ulung saat wawancara.

Chinen Yuuri (30 November 1993).
Sejak kecil tidak bisa diam. Chinen aktif menari balet jazz, kemudian berlatih senam, dan sudah mampu melompat dalam berbagai gerakan. Keterampilan Chinen berakrobat sering diperlihatkan di atas panggung dan mendapat pujian dari idolanya, Ohno Satoshi. Citacitanya bisa memancing dan tampil dalam drama musikal bersama Ohno.

Morimoto Ryutaro (6 April 1995).
Perannya tak cuma mengisi suara dan tarian, tapi juga sebagai penyemarak grup. Itu karena Morimoto anggota termuda. Masuk sebagai anggota Johnny’s Jr saat berusia 9 tahun membuatnya terbilang muda, meski HSJ telah memasuki tahun keempat. Kasus penguntitan dan perampokan yang dilakukan fans yang mengikutinya selama 6 bulan,  pernah menggemparkan Jepang. Dia diancam dengan pisau danponselnya diambil si penggemar yang diduga stres. Untungnya Morimoto selamat dan sejak itu Johnny Entertainment memberlakukan perlindungan ketat pada bakat-bakatnya.

dari berbagai sumber

Rabu, 09 November 2011

Cosplay History


Cosplay adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang (wasei-eigo) yang berasal dari gabungan kata “costume” (kostum) dan “play” (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, manhwa, dongeng, permainan video, penyanyi dan musisi idola, dan film kartun. Pelaku cosplay disebut cosplayer, Di kalangan penggemar, cosplayer juga disingkat sebagai layer.Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar (dōjin circle), seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia.Sejak paruh kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika Serikat sering mengadakan konvensi fiksi ilmiah.

Peserta konvensi mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Haloween dan Paskah.Tradisi penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show). Di Jepang, peragaan “cosplay” pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars.Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shōjo dan film Virus. Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan dōjinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut “Tominoko-zoku” ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam. Kelompok “Tominoko-zoku” dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku).Istilah “Tominoko-zoku” diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan “cosplay” sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay. Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam acara temu darat mami no RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio Tōkai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di tv asahi ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land.Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa “ber-cosplay”. Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut kamera-kozō) yang senang memotret kegiatan cosplay.